Minggu, 25 Januari 2009

Perawatan Kulit Sebelum Hamil, Sedang hamil & Setelah Melahirkan


Hamil adalah sebuah karunia tak terhingga bagi perempuan yang mendambakannya. Berbagai macam perubahan terjadi selama masa kehamilan ini, mulai dari perubahan mood akibat perubahan hormonal yang juga berpengaruh pada kondisi kulit.


Kulit merupakan lapisan paling luar tubuh yang bertugas melindungi organ tubuh bagian dalam, dan secara langsung terekspos oleh lingkungan. Tahukah Anda, kulit menempati porsi 15% dari berat badan? Untuk wanita berat kulit sekitar 3 kg sedangkan pria kurang lebih 5 kg. 

Kulit memiliki fungsi yang penting, antara lain sebagai perlindungan, pembuangan sisa metabolisme, perasa dan peraba, pengaturan suhu tubuh, penyerapan, pembuatan pigmen, pembuatan vitamin D serta fungsi keindahan. Sehingga jika kulit mengalami kerusakan maka fungsinya tidak bekerja optimal.

Jika dilihat dari anatominya, kulit terdiri dari tiga lapisan, yaitu epidermis, dermis dan subkutis. Masing-masing lapisan mengemban tugas berbeda dan sama vitalnya.

Kulit kita sungguh mengagumkan. Bayangkan, beban yang harus dipikul kulit kita saat hamil yang meregang hebat namun berhasil kembali ke kondisi semula begitu kehamilan usai. Luar biasa bukan? Kemampuan kulit untuk mengembang inilah yang lazim disebut elastisitas kulit. Pada kehamilan, elastisitas kulit 'dipaksa' mengembang sampai level maksimum. Akibatnya sering menyebabkan 'pecahnya' permukaan kulit sehingga muncul stretch mark. 

Selama hamil, akan terjadi berbagai perubahan pada kulit, seperti stretch mark, selulit, linea nigra hingga gatal-gatal. Kita akan coba mengupasnya satu demi satu.
1 Stretch Mark
Mungkin Anda sering mendengar istilah ini, namun agak bingung mengartikannya. Stretch Mark merupakan tanda parut berupa gurat-gurat putih yang muncul pada permukaan kulit, berbentuk garis berliku seperti anak sungai.
"Stretch mark ini biasanya muncul pada dinding perut, lengan atas, pinggul, paha, bokong dan payudara," ujar dr. Nooryda Hardjono, SpKK dari RS Bunda Jakarta dalam diskusi bersama media bertema 'Amazing Motherhood, Amazing Skin' yang digagas Vaseline, Agustus lalu. Talkshow seru kerjasama Vaseline, RS Bunda Jakarta dan PERDOSKI ini menghadirkan Sophie Navita, presenter dan ibu dua anak, Feny Rose, moderator dan Ika Paramita, Brand Manager Vaseline.  


Vaseline punya alasan sendiri kenapa menggagas tema menarik ini. Setiap wanita perlu tampil dengan kulit cantik, bahkan saat hamil kan? "Setiap perempuan berhak untuk tamoil dengan kulit sehat dan cantik, terutama di saat penting dalam hidup, seperti saat hamil. Kita tahu, saat hamil terjadi sejumlah perubahan pada kulit. Makanya kami ingin berbagi pengetahuan dan pengalaman soal ini," ujar Ika Paramita seraya menambahkan Vaseline ingin para ibu tetap merasa cantik dan bangga menjadi ibu tanpa perlu terbebani dengan masalah kulit semasa kehamilannya. 
Ika Paramita berbicara manfaat Vaseline bagi kulit

Guratan pada kulit ini biasanya muncul pada usia kehamilan empat atau lima bulan, dimana warnanya berwarna kemerah-merahan dan masih dapat disembuhkan. Namun begitu kehamilan memasuki usia tua, guratan yang timbul berwarna keputihan dan tidak dapat disembuhkan,"namun masih dapat disamarkan dengan perawatan intensif," tandas dr. Nooryda

Mengapa stretch mark muncul? Untuk menjawabnya perlu diketahui bahwa stretch mark terjadi pada lapisan dermis kulit, dimana terdapat kolagen dan jaringan atau serat penyambung. "Stretch mark muncul karena pengaruh hormon kehamilan dan akibat melarnya kulit mengakomodasi pertumbuhan janin. Atau dengan kata lain stretch mark terbentuk ketika terjadi peregangan kulit secara cepat yang merusak jaringan yang terdapat di dalamnya sehingga kulit mengalami peregangan berlebihan alias over stretched," ujar dr. Nooryda.

Faktor penyebab munculnya stretch mark antara lain kehamilan, perubahan berat badan secara mendadak (waspada untuk Anda yang kerap mengalami fenomena diet yoyo, dimana berat badan turun-naik dengan cepat), dan pengaruh obat (steroid, misalnya pada obat gemuk atau asma).

Nah, terkait kehamilan, stretch mark yang muncul saat wanita berbadan dua biasanya berwarna merah jambu dan cenderung lebar, kemudian berangsur berubah menjadi garis tipis berwarna keputihan atau kecoklatan. Bagi yang pernah hamil mungkin Anda akan mengenali stretch mark umumnya melintang di sepanjang dinding perut atau di atas pinggul. Jika peregangan payudara Anda semasa hamil dan menyusui juga besar, umumnya akan meninggalkan tanda parut putih sesudahnya, saat payudara kembali ke ukuran normal.

Apakah stretch mark lazim terjadi pada wanita hamil? Tidak selalu, sebab beberapa wanita beruntung memiliki faktor genetik yang 'menyelamatkannya' dari stretch mark. Coba runut lagi, jika ibu Anda punya kecenderungan stretch mark, maka kemungkinan besar Anda juga akan mewarisinya.
"Selain masalah genetik, stretch mark juga cenderung terjadi pada kulit kering dibandingkan kulit lembab," ujar dr. Nooryda.


Sophie Navita berbagi kisah kehamilannya Presenter Sophie Navita beruntung tidak punya masalah stretch mark, atau menurut istilahnya 'cakar macan' karena bentuknya yang tidak beraturan. Makanya Sophie, ibu dua anak, mengaku agak bandel merawat kulit semasa hamil. Sophie hanya mengoleskan pelembab kalau ingat saja. "Kehamilan anak pertama saya selamat, tidak kena stretch mark meski malas merawat kulit. Semula saya pikir hal itu juga akan terjadi dengan kehamilan kedua. Namun nyatanya tidak demikian. Saat kehamilan kian membesar, mulai muncul guratan putih di sekitar pusar berbentuk mirip bunga matahari yang membuat saya cemas," papar istri Pongky Jikustik ini. 

Melihat gelagat tidak baik ini, Sophie segera merawat kulitnya. "Saya mengoleskan krim yang mengandung kolagen untuk menyamarkan stretch mark ini dan sesekali menggunakan minyak zaitun untuk menambah kelembaban kulit. Dan meski stretch mark tak sepenuhnya hilang, namun lumayan tersamarkan," ujarnya.


Pengalaman serupa juga terjadi pada teman Ika. Ika mengisahkan si teman ini sejak awal kehamilan rajin mengoleskan losion yang mengandung kolagen di perutnya. Dengan pertambahan usia kehamilan, daerah perut yang diolesi losion hanya bagian atas, karena bagian bawah sulit dijangkau. Terbukti, pada daerah yang tidak 'tersentuh' losion muncul garis stretch mark, sedangkan bagian perut yang teratur menerima losion masih tetap mulus.
2 Selulit

Sophie, Ika, Dr Nooryda Selain stretch mark, keluhan pada kulit yang muncul selama masa kehamilan adalah selulit. Mungkin Anda sering salah mengartikan stretch mark dan selulit. "Jangan disamakan, karena keduanya sama sekali berbeda," tandas dr. Nooryda. 


Jangan pula menyalahkaprahkan bahwa stretch mark bisa muncul karena garukan tangan saat ibu hamil. Hasil garukan tangan (umumnya menimbulkan bekas garis kehitaman) dan stretch mark adalah dua hal yang berbeda.

Menurut website MayoClinic.com, selulit terlihat seperti kulit yang bergelombang, bertekstur seperti keju yang berongga atau kulit jeruk. Derajat 'keparahan' selulit bervariasi, mulai yang ringan (hanya akan tampak saat kulit dicubit, kulit yang bergelombang hanya muncul pada bagian yang dicubit), hingga pada kasus yang berat, kulit tampak 'kusut/tidak rata' dan bergelombang, tampak seperti area 'gunung dan lembah'

Selulit merupakan penumpukan sel lemak pada jaringan kulit yang berlebihan sehingga permukaan kulit tampak tidak rata, mirip kulit jeruk. Saat hamil, sebagian besar wanita punya masalah selulit, karena,"selama kehamilan terjadi peningkatan kadar hormon estrogen dan progesteron secara drastis sehingga menghasilkan lebih banyak lemak yang disimpan untuk melindungi janin," ujar dr Nooryda.

Selulit ini biasanya muncul pada bagian tubuh yang kurang aktivitas, seperti paha, bokong, perut, pinggul, betis dan lengan. Menurut MayoClinic.com, selulit akan muncul seiring dengan pertambahan usia, saat kulit kehilangan elastisitasnya. Kenaikan berat badan membuat selulit lebih gampang dikenali, namun orang kurus tetap bisa punya selulit, khususnya jika dikaitkan dengan faktor genetik. Jika ibu kita punya selulit, kemungkinan kita juga akan memilikinya. Ingin bukti untuk punya selulit tidak harus bertubuh gemuk atau dalam kondisi hamil? Coba lihatlah Paris Hilton, kedua paha pewaris bisnis Hilton ini tertangkap kamera ini penuh selulit! usut punya usu, ternyata selulit ini merupakan 'warisan' dari ibunya. Faktor lain yang meningkatkan peluang seseorang punya selulit adalah stres, gaya hidup kurang olahraga, penggunaan alat KB hormonal. 
3 Linea Nigra
Masalah kulit lainnya yang terjadi saat kehamilan adalah munculnya garis berwarna gelap di sekitar perut, mulai dari pusar hingga tulang pubis, yang lazim disebut linea nigra (dalam bahasa Latin berarti garis hitam). Garis hitam ini biasanya muncul pada kehamilan trimester kedua akibat perubahan hormon selama kehamilan yang meningkatkan produksi melanin. Menurut dr. Jane MacDougall dalam bukunya 'Kehamilan Minggu Demi Minggu' linea nigra mengindikasikan otot-otot perut telah tertarik untuk memberikan ruang bagi rahim yang sedang berkembang. Walaupun pigmen di daerah ini masih terjadi hingga bayi lahir, namun warnanya akan makin memudar hingga kembali ke kondisi sebelum Anda hamil. 
4 Gatal

Selain keluhan di atas, selama hamil Anda juga kerap merasa gatal, terutama di sekitar daerah perut, pusar dan payudara. Rasa gatal bisa muncul kapan saja, mulai trimester pertama hingga trimester terakhir kehamilan. Ada mitos yang mengatakan saat gatal terjadi di perut, menandakan bayi mulai tumbuh rambut. Benarkah demikian? Dr Nooryda tidak sepakat dengan hal ini. Menurutnya, rasa gatal muncul karena berbagai sebab, antara lain kulit meregang yang menyesuaikan dengan bentuk selama kehamilan yang membuat kulit menjadi lebih kering, iritasi yang muncul pada lipatan tubuh karena pergesekan kulit akibat kenaikan berat badan ibu, perubahan kadar hormon estrogen dan progestin sehingga terjadi penumpukan bilirubin dan asam empedu ringan pada tubuh ibu. "Gatal-gatal juga bisa muncul pada ibu yang punya bakat alergi," lanjut dr Nooryda.
Nah, berdasar penjabaran di atas, mungkin Anda sekarang bertanya, bagaimana solusinya? Jika ada losion yang mengklaim bahwa selulit bisa dihilangkan, apakah itu benar? Hmmm, sebaknya jangan buru-buru percaya klaim semacam itu. Karena pada kenyataannya memerangi selulit tidak mudah, karena hingga kini belum ada treatment (khususnya bentuk losion/krim, pijatan keras hingga sedot lemak) yang dapat mengatasi selulit 100%. Meski demikian, selulit san masalah kulit lainnya dapat disamarkan atau bahkan dicegah, antara lain dengan cara:

l Oleskan pelembab secara teratur pada tubuh untuk menjaga elastisitas dan kekencangan kulit, khususnya pada bagian yang mengalami peregangan di saat hamil seperti perut, pinggul, bokong dan payudara.
l Teratur mengoleskan losion ke seluruh tubuh, sebaiknya setelah mandi, untuk mencegah sobeknya kolagen akibat perkembangan lapisan dermis saat kulit meregang di masa hamil. Oleskan krim atau losion minimal dua kali sehari. (Indikator mudah kulit Anda 'haus' dan butuh pelembab adalah dengan menggaruk lengan dengan ujung jari. Jika menimbulkan bekas garis putih, itu pertanda kulit membutuhkan pelembab) . 
l Gunakan losion yang mengandung kolagen (misalnya Vaseline Firming) yang berfungsi membantu mengembalikan elastisitas kulit di masa hamil. oleskan krim ini di awal kehamilan untuk mencegah kerusakan kulit. Vaseline ini juga aman bagi ibu hamil dan telah teruji klinis (di Thailand dan Indonesia) dapat meningkatkan elastisitas kulit dalam dua minggu pemakaian.
l Olahraga teratur untuk melancarkan sirkulasi darah dan oksigen. Pada ibu hamil, lakukan olahraga ringan seperti jalan kaki atau berenang 

5. Jalani hidup sehat dengan pola makan seimbang, minum air putih yang cukup, kurangi konsumsi lemak namun perbanyak konsumsi buah dan sayur yang kaya antioksidan. 

Sumber : http://corpusalienum.multiply.com/journal/item/125/Perawatan_Kulit_Sebelum_Hamil_Sedang_hamil_Setelah_Melahirkan

1 komentar: